Shoting "Untuk Nami" di Kebun bi2t, Surabaya |
Untuk Nami Bukan FTV tapi Sinetron |
Sang Sutradara dan asistennya |
![]() |
Dzikri ngeweh |
Ttep "untuk NAmi" |
sesudah ambil gambar "Untuk Nami" |
Bengebnya "medhok Nevermind" |
Otak MahasiwaMaga seorang mahasiswa universitas semester 4. Dia adalah mahasiswa sederhana yang tidak neko-neko. Namun dibalik kesederhanaannya, dia adalah mahsiswa yang memiliki jiwa untuk melawan arus. Setiap apapun yang dirasa tidak sefaham, tidak bisa di maklumi dia tinggalkan.
Sekarang dia berada dalam masa kebimbangan. Bimbang karena dunia universitas tempat ia belajar tidak seperti yang dia bayangkan. Tidak ada tanggung jawab intelektual, monopoli mahasiswa yang sifatnya hedonis dan kompetensi dosen yang menurutnya tidak memadahi. Ini membuatnya ter-maginal-kan dari kebanyakan mahasiswa lainnya pada umumnya.
Dia merasa dia lebih baik otodidak belajar sendiri di perpustakaan daripada di kelas. Suasana di kelas tidak mendukung, mahasiswa sekedar saja masuk kelas, sekedar memenuhi kewajiban, sekedar guyon, sekedar duduk dan keluar tanpa ada ilmu yang masuk, bahkan ada yang menjadikan tempat untuk pacaran.
Suasana kampus pun sudah selayaknya mall. Dandanan mahasiswa yang selalu saling bersaing, glamour dengan asesoris yang selalu mewah dan gaya bahasa yang wah. Tapi yang dibahas tidak lah jauh dari dunia entertain, bukan edukasi. Hp aplikasi lengkap, music dan browsing. Laptop sudah sangat canggih, tapi isinya hanya foto-foto dan game. Tak ada bahan bacaaan.
Di kontrakan tempat dia tinggal, teman-temannya tak berkembang. Setiap bulan menunggu kiriman, setelah itu jalan-jalan. Siang malam hanya nge game, tidur dan ngurusi pacar. Diorganisasi yang di ikuti, yang selalu diunggulkan wacana bukan tindakan nyata. Dia jenuh, sumpek dan ingin segera kabur.
Suatu ketika Maga membuka dompetnya, melihat foto kekasihnya saat SMA yang sekarang sudah kuliah di Universitas Adelaine Australia. Maga berencana untuk meninggalkan kampus, mengejar beasiswa dan menimba ilmu setinggi-tingginya.
Pemain:
Maga : Mahasiswa dengan basic keluarga ekonomi menengah. Sederhana, simple, gak neko-neko, cinta ilmu dan luas pengetahuannya.
Nia Zakia : Mahasiswa Adelaine University Australia. Teman SMA Maga, mereka saling mencintai tapi tak terungkapkan. (Cukup Fotonya Saja)
Darmo : Teman Maga sekelas, sedikit oon. Tidak punya pendirian, teman curhat Maga.
Anak-anak kontrakan :
David : stylist.
Imam : Agamis, Kaku.
Eko : Hobinya game dan cewek.
Teman kampus :
Nina : Galmour.
Fendi : Sok tahu.
Cami : Plagiat poll.!!
Rina & Dika : Dimana-mana pacaran.
Dosen :
Fiqhan : “maha” benar, yang lain salah. Protes nilai turun.
Propethy :
Maga : sepatu cat, tas panggul sedang, celana bukan pensil, baju motif sedang, buku, hp standar.
Darmo : Kebesaran baju, tas jadul, hp jadul, rambut kumal.
Foto Nia : Cewek berkerudung
Scene 1.
Ruang kelas, dosen sedang memberikan kuliah. Terjadi perdebatan antara Maga dan Pak Dosen. Pak Dosen mengintervensi tentang nilai yang akan diturunkan jika tidak menurut. Maga tidak takut.
Scene 2.
Kontrakan, penghuni sibuk dengan sendirinya. Terlihat kamar Maga yang penuh buku. Datang pengemis, Maga memberikannya.
Imam berkata : “jangan diberi terus, itu tidak mendidik”. David dan yang lain setuju.
Maga menjawab : “kalau tidak bisa mendidik, jangan menghardik. Minimal tolonglah dia”
David : Itukan urusan pemerintah ga? Sudah diatur undang-undang.
Maga : Pemerintah? Siapa yang kamu maksud pemerintah? Presiden dan menteri-menteri itu? Mengurusi diri mereka sendiri saja belum bisa, mau mengurus pengemis.
David dan Eko : Woo.. gendeng.
Imam : Kualat kamu nanti Ga.
Maga : Nggak takut.
Scene 3.
Depan fakultas, anak-anak glamour sedang ngobrol tidak penting. Maga jalan diantara mereka dan merasa risih.
Scene 4.
Ruang Kuliah. Teman-teman sekelasnya sedang sibuk sendiri. Ada yang pacaran, mengcopi PR teman. Membual dll. Pelajaran dimulai, hanya bualan dengan penuh kata “mungkin”. Pembodohan. Maga keluar kelas.
Scene 5.
Taman kampus. Maga duduk membaca buku, datang Darmo mengobrol dengan Maga. Maga curhat. Tidak betah dengan kampus. Maga membuka dompet. Melihat foto Nia Zakia, menceritakan tentang Nia. Darmo pergi.
Scene 6.
Maga menulis email untuk Nia, dia akan menyusulnya ke Australia. Untuk ikut menuntut ilmu.
Nia membalas email Maga beberapa menit kemudian.
“I believe it will be the greatest summer if u were here...!! :D”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar