Sabtu, 06 November 2010

script film pendek poyek ke-4

Shoting "Untuk Nami" di Kebun bi2t, Surabaya

Untuk Nami Bukan FTV tapi Sinetron

Sang Sutradara dan asistennya

Dzikri ngeweh

Ttep "untuk NAmi"

sesudah ambil gambar "Untuk Nami"


Bengebnya "medhok Nevermind"

























Otak MahasiwaMaga seorang mahasiswa universitas semester 4. Dia adalah mahasiswa sederhana yang tidak neko-neko. Namun dibalik kesederhanaannya, dia adalah mahsiswa yang memiliki jiwa untuk melawan arus. Setiap apapun yang dirasa tidak sefaham, tidak bisa di maklumi dia tinggalkan.
Sekarang dia berada dalam masa kebimbangan. Bimbang karena dunia universitas tempat ia belajar tidak seperti yang dia bayangkan. Tidak ada tanggung jawab intelektual, monopoli mahasiswa yang sifatnya hedonis dan kompetensi dosen yang menurutnya tidak memadahi. Ini membuatnya ter-maginal-kan dari kebanyakan mahasiswa lainnya pada umumnya.
Dia merasa dia lebih baik otodidak belajar sendiri di perpustakaan daripada di kelas. Suasana di kelas tidak mendukung, mahasiswa sekedar saja masuk kelas, sekedar memenuhi kewajiban, sekedar guyon, sekedar duduk dan keluar tanpa ada ilmu yang masuk, bahkan ada yang menjadikan tempat untuk pacaran.
Suasana kampus pun sudah selayaknya mall. Dandanan mahasiswa yang selalu saling bersaing, glamour dengan asesoris yang selalu mewah dan gaya bahasa yang wah. Tapi yang dibahas tidak lah jauh dari dunia entertain, bukan edukasi. Hp aplikasi lengkap, music dan browsing. Laptop sudah sangat canggih, tapi isinya hanya foto-foto dan game. Tak ada bahan bacaaan.
Di kontrakan tempat dia tinggal, teman-temannya tak berkembang. Setiap bulan menunggu kiriman, setelah itu jalan-jalan. Siang malam hanya nge game, tidur dan ngurusi pacar. Diorganisasi yang di ikuti, yang selalu diunggulkan wacana bukan tindakan nyata. Dia jenuh, sumpek dan ingin segera kabur.
Suatu ketika Maga membuka dompetnya, melihat foto kekasihnya saat SMA yang sekarang sudah kuliah di Universitas Adelaine Australia. Maga berencana untuk meninggalkan kampus, mengejar beasiswa dan menimba ilmu setinggi-tingginya.



Pemain:
Maga             : Mahasiswa dengan basic keluarga ekonomi menengah. Sederhana, simple, gak neko-neko, cinta ilmu dan luas pengetahuannya.
Nia Zakia        : Mahasiswa Adelaine University Australia. Teman SMA Maga, mereka saling mencintai tapi tak terungkapkan.  (Cukup Fotonya Saja)
Darmo            : Teman Maga sekelas, sedikit oon. Tidak punya pendirian, teman curhat Maga.
Anak-anak kontrakan    :
    David         : stylist.
    Imam         : Agamis, Kaku.
    Eko         : Hobinya game dan cewek.
Teman kampus        :
    Nina         : Galmour.
    Fendi        : Sok tahu.
    Cami        : Plagiat poll.!!
    Rina & Dika    : Dimana-mana pacaran.
Dosen            :
    Fiqhan        : “maha” benar, yang lain salah. Protes nilai turun.

   

Propethy    :
     Maga    : sepatu cat, tas panggul sedang, celana bukan pensil, baju motif sedang, buku, hp standar.
     Darmo    : Kebesaran baju, tas jadul, hp jadul, rambut kumal.
     Foto Nia          : Cewek berkerudung
    

Scene 1.
Ruang kelas, dosen sedang memberikan kuliah. Terjadi perdebatan antara Maga dan Pak Dosen. Pak Dosen mengintervensi tentang nilai yang akan diturunkan jika tidak menurut. Maga tidak takut.
Scene 2.
Kontrakan, penghuni sibuk dengan sendirinya. Terlihat kamar Maga yang penuh buku. Datang pengemis, Maga memberikannya.
Imam berkata        : “jangan diberi terus, itu tidak mendidik”. David dan yang lain setuju.
Maga menjawab    : “kalau tidak bisa mendidik, jangan menghardik. Minimal tolonglah dia”
David            : Itukan urusan pemerintah ga? Sudah diatur undang-undang.
Maga            : Pemerintah? Siapa yang kamu maksud pemerintah? Presiden dan menteri-menteri itu? Mengurusi diri mereka sendiri saja belum bisa, mau mengurus pengemis.
David dan Eko        : Woo.. gendeng.
Imam            : Kualat kamu nanti Ga.
Maga            : Nggak takut.
Scene 3.
Depan fakultas, anak-anak glamour sedang ngobrol tidak penting. Maga jalan diantara mereka dan merasa risih.
Scene 4.
Ruang Kuliah. Teman-teman sekelasnya sedang sibuk sendiri. Ada yang pacaran, mengcopi PR teman. Membual dll. Pelajaran dimulai, hanya bualan dengan penuh kata “mungkin”. Pembodohan. Maga keluar kelas.
Scene 5.
Taman kampus. Maga duduk membaca buku, datang Darmo mengobrol dengan Maga. Maga curhat. Tidak betah dengan kampus. Maga membuka dompet. Melihat foto Nia Zakia, menceritakan tentang Nia. Darmo pergi.
Scene 6.
Maga menulis email untuk Nia, dia akan menyusulnya ke Australia. Untuk ikut menuntut ilmu.
Nia membalas email Maga beberapa menit kemudian.
“I believe it will be the greatest summer if u were here...!! :D”     

Kunjungan ke Redaksi Radar Surabaya dan Redaksi Jawa Pos

Pada dasarnya sistem kerja yang ada di redaksi radar Surabaya dan Jawapos sama. Yaitu, para reporter yang bertugas untuk mencari berita paling update pada hari itu yang dibatasi deadline jam 6 sore pada setiap harinya. Meraka merupakan prajurit atau ujung tombak di bagian redaksi. Tugas pokoknya adalah mencari berita lalu membuat atau menyusun menjadi sebuah berita. Yang kemudian harus diserahkan ke orang-orang yang ada di redaksi pada hari itu juga. Didalam redaksi dipimpin oleh pemimpin redaksi  atau pimred,wakil pimred, dan redaktur pelaksana. Meraka mengarahkan ke semua staf redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional dan mengatasi permasalahan penting redaksional, misalnya berita yang akan dimuat harus sesuai dengan visi dan misi yang sudah disepakati. Apabila ada kesalahan, baik itu dari tata letak atau lay outnya atau sampai turun ke bawah sampai ke reporter jika ketahuan pada hari itu dan masih bisa di perbaiki maka tidak jadi masalah, yang jadi masalah adalah ketika kesalahan itu tidak kelihatan seperti struktur kalimat atau kata yang salah pada hari itu dan koran itu sudah terbit dan beredar, maka akan di kenakan sanksi, berupa pemotongan gaji tunjangan profesi.Dibawah PimRed ada yang namanya redaktur pelaksana, yang tugasnya memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor. Sifatnya lebih ke teknisnya. Jadi, setelah reporter mendapatkan dan menyusun berita yang didapatkannya kemudian diserahkan ke editor berita bagian korektor naskah berita. Bagian ini bertugas mengoreksi (membetulkan) kesalahan ketik pada naskah sebelum berita itu naik ke bagian editor lay out. Tugas editor lay out adalah mengatur tata letak naskah  berita sedemikan rupa hingga kelihatan baik dan menarik untuk dibaca. Jika ada iklan di halaman itu, mulai dari desain hingga lay out iklan sudah di atur oleh divisi iklan sendiri. Dan editor  lay out berita hanya mengatur naskah beritanya saja, tinggal menyesuaikan kolom yang kosong. Tugas utama orang-orang redaktur adalah melakukan editing atau penyuntingan, yaitu aktifitas perbaikan dan penyelesaian naskah yang akan dimuat. Diinternal redaksi, mereka disebut redaktur desk (desk editor), redaktur bidang, atau redaktur halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubik yang di tangani dan editannya. Setiap pagi untuk di Radar Surabaya melakukan breefing untuk menentukan dan membagi job disk masing-masing orang. Wartwan tidak diperbolehkan  merekayasa foto atau informasi jika tidak ingin kena sanksi undan-undang. Dan di Jawapos dan Radar Surabaya, satu halaman atau satu rubrik di tangani atau di handle oleh beberapa orang bagian redaktur, mulai dari korektor naskah, editor fotografi atau gambar, dan editor lay out. Berita yang diterima oleh editor bagian korektor naskah di anggap baik dan layak untuk di muat maka dilempar ke editor lay out sebagai eksekusi terakhir sebelum cetak. Jawapos dan Radar Surabaya menggunakan satelit sebagai transfer data yang menghubungkan antar redaktur dalam, para redaktur yang berada di daerah, hingga percetakan yang ada disetiap daerahnya. Jawa Pos grup memiliki perusahaan bahan baku pembuat kertas yang yang menyebabkan ukuran kertas koran harian Jawapos dan grupnya sedikit mungil dari koran-koran yang lain. Dan warna kertas agak cerah dari pada warna kertas koran lainnya. Dan lebih pentingnya  yang menjadikan ciri khas koran Jawapos grup yaitu dengan unsur warna atau garis berwarna biru pada setiap halamannya. Para redaktur juga tidak bisa bekerja seenaknya sendiri, Mereka juga dibatasi dengan deadline yang ketat pada setiap harinya. Jam 11 malam redaktur bagian lay out sudah harus mengirimkan hasil kerja timnya ke bagian cetak lewat satelit dan bagian percetakaan juga sudah harus menyelesaikan tugasnya maksimal jam dua dini hari yang kemudian dilanjutkan dengan pendistribusian di setiap daerah yang terjangkau.